Skip to content

Antebellum (2020) – movie review

Rating: 2.5 out of 5.

Hampir setengah film berjalan dan saya masih berusaha menebak kemana arah jalan cerita film ini dan mencari dimana nuansa horrornya. Saya sangat menantikan film ini karena sepintas terlihat memiliki sesuatu yang baru untuk genre horror tetapi sangat dsayangkan ternyata justru lebih banyak drama dan sedikit horror.

Sinopsis

Film diawali dengan scene dimana terdapat sebuah rumah besar berwarna putih dengan perkebunan yang luas, dan banyak tentara konfederasi serta orang2 kulit hitam yang lalu lalang. Adegan kemudian bergeser ke pasangan kulit hitam yang ditangkap oleh tentara konfederasi tersebut. Sang pria dipegang dan ditahan oleh beberapa tentara sedangkan si wanita kulit hitam ditangkap dengan dijerat tali hingga terjatuh lalu ditembak oleh seorang kepala tentara.

Seorang wanita kulit hitam lainnya yang ditangkap bersamaan, disiksa dan dipaksa untuk memberitahukan namanya. Ia mengaku bernama Eden. Tidak lama dari kejadian itu, datanglah beberapa orang kulit hitam lagi dan salah satunya bernama Julia, ia sedang mengandung. Julia memaksa Eden untuk kabur dari tempat tersebut tetapi kegagalan Eden sebelumnya membuat ia ragu untuk membuat rencana melarikan diri lagi.

Hingga pada suatu malam ketika diadakan sebuah makan malam besar, Julia dipaksa untuk melayani salah satu tentara bernama Daniel dan tanpa diduga Daniel emosi dan tanpa sengaja menendang Julia di bagian perut. Keesokan harinya Julia kembali bekerja di perkebunan tetapi setibanya disana ia mengalami pendarahan.

Adegan kemudian berpindah ke masa yang berbeda, seorang pengarang buku wanita kulit hitam bernama Veronica, yang sukses, dan berusaha menyuarakan tentang kesetaraan hak. Ia menghadiri sebuah acara konferensi untuk mempromosikan bukunya dan ketika kembali ke hotel, ia bertemu seorang anak perempuan di lift yang berkata “Kau akan mendapat masalah karena berbicara.”

Malam harinya, Veronica menyempatkan diri untuk berkumpul dengan sahabat2nya dan makan malam di sebuah restoran. Selepas makan malam tersebut mereka bertiga berpisah, Veronica kembali ke hotel dengan mobil yang ia pikir adalah pesanan Ubernya. Sayangnya ia salah, mobil itu tidak membawanya kembali ke hotel.

source : Antebellum

Review

Film ini terlihat seperti dua buah era yang berbeda tetapi setelah menonton hingga hampir 3/4 film barulah saya paham bahwa keseluruhan film ini berada di satu masa. Dan menuju ending film barulah saya mengerti alur fim ini.

Saya rasa yang mau disampaikan dari film ini adalah masa lalu akan selalu meninggalkan jejak, secanggih dan semodern apapun dunia saat ini tetap ada pemikiran2 yang ada di masa lalu yang bertahan hingga saat ini. Mereka tidak akan benar2 menghilang.

“The past is never dead. It’s not even past.”

– William Faulkner

Sekelompok orang ini menculik orang2 kulit hitam yang mereka anggap terlalu keras menyuarakan opininya dan membawanya ke era dimana perang saudara dan perbudakan terjadi. Bahkan mereka melakukan kekerasan hingga pembunuhan. Mereka, terutama Elizabeth, yang sepertinya adalah pemimpin dari kelompok tersebut, terperangkap dalam masa lalu dan menyimpan dendam dan kemarahan ketika melihat orang2 seperti Veronica menjadi sukses dan mampu membawa pengaruh besar.

Awalnya saya penasaran dengan si resepsionis hotel, dengan sikap cuek dan terlihat tidak suka terhadap Veronica, dan sepertinya ia pun sengaja memesankan tempat untuk Veronica di restoran Stefano dengan meja kecil dan posisinya dipinggir dekat dengan pintu keluar masuk pelayan. Tetapi lagi2 mungkin detail kecil ini merupakan bagian dari hal2 yang sering terjadi terhadap kulit hitam.

“The unresolved past can certainly wreak havoc on the present.”

Saya pikir maksud film ini bagus dan saya mulai mengerti sisi horror dari film ini, tetapi film ini dikemas sedikit lebih rumit dan dramatis. Ketika menonton pertama kalipun saya berusaha menunggu “sesuatu” terjadi, tetapi hingga pertengahan film semua terasa seperti drama dan puzzle yang acak, hingga menuju akhir puzzle tersebut mulai tersusun dan saya mulai mengerti seluruh alur cerita film ini.

Poster film ini dengan kupu2 yang berdarah pun merepresentasikan film ini, dimana setiap perubahan membutuhkan perjuangan. Kupu2 melalui sebuah metamorfosis yang panjang dan berat untuk menjadi sebuah kupu2 yang cantik.

Saya sangat suka dengan penampilan dan akting Janelle Monae di film ini, visual effect dan soundtracknya pun sangat dramatis dan sangat merepresentasikan film ini. It is not a perfect movie but still worth to watch.

Sutradara : Gerard Bush, Christopher Renz Penulis Skenario : Gerard Bush, Christopher Renz Pemeran Utama : Janelle Monae, Eric Lange, Jena Malone, Tongayi Chirisa, Jack Huston, Kiersey Clemons

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights