Once, there were three bears that lived in a dark and wet cave above a small town. Every day, Little Bear went to school, and at night he would come home and eat dinner. But one day, the little bear came home, and Big Bear and Baby Bear were different. Big Bear got sick and his insides turned black. Big Bear has become more angrier and meaner, because they had no food, no meat. But they had each other.
– Lucas Weaver
Film ini merupakan film horror yang sudah saya tunggu-tunggu sejak posternya mulai release. Seorang anak kecil menutup mata dengan sosok monster dibelakangnya tentu membuat saya penasaran.
Di awal film kita langsung dibawa pada sebuah keluarga, seorang ayah tunggal yang bekerja di tambang dengan dua orang anak laki2. Lucas sudah bersekolah sementara adiknya, Aiden, menemani ayahnya, Frank, bekerja. Hari itu ketika Frank sedang berada di tambang, muncul sosok menyeramkan yang menyerangnya dan rekan kerjanya sementara Aiden yang sedang menunggu di mobil, mendengar suara2 lalu menyusul masuk.
Hal berikutnya yang kita ketahui adalah ayah dan adik Lucas sudah berada di rumah dan Lucas harus mengurung mereka karena ayahnya mulai berubah. Lucas bertahan seorang diri dan berusaha mencarikan makanan untuk ayah dan adiknya dan percayalah makanan yang dicari Lucas bukan makanan biasa. Ini merupakan bagian yang dilematik karena disatu sisi terasa menyentuh tetapi di sisi lain kita tahu bahwa hal yang dilakukan Lucas itu adalah kesalahan.
Anak2 dalam film yang bergenre horror terbilang sangat sulit untuk meyakinkan penonton tetapi Jeremy T Thomas bermain dengan luar biasa dalam film ini. Karakter Lucas yang harus bertahan sendirian di sekolah dengan bully-an teman2nya, ia tetap bertahan bukan hanya secara fisik tetapi juga secara mental namun disisi lain ia masih terlihat anak2, yang membutuhkan perlindungan. Lalu ia harus kembali ke rumah, tanpa makanan dan listrik, hanya atap rumah yang melindunginya dan memisahkannya dari ayahnya yang sudah tidak mampu lagi beraktivitas seperti umumnya.
Di sisi lain ada Keri Russell, yang jarang terlihat di genre horror tetapi saya cukup menyukai perannya di film ini.
Saya menggambarkan film ini dalam kenyataan adalah tentang trauma dan kekerasan, fakta bahwa anak2 di masa ini terus menerus dihadapi dengan kekerasan yang lalu mereka tiru. Lucas menghadapi semuanya baik di sekolah maupun di rumah tetapi ia tetap mempertahankan keduanya, ia tetap bertahan untuk pergi ke sekolah dan ia tetap bertahan meskipun ayahnya berubah menjadi sosok yang mengerikan. Mereka adalah satu2nya keluarga, ini kenyataan yang justru memilukan, bahwa Lucas lebih memilih untuk mempertahankan keluarga, seburuk apapun mereka, dan ia juga berusaha untuk membuat mereka tetap hidup, bagaimanapun caranya.
Selain poster film, saya juga penasaran dengan pemilihan judulnya. Antlers dalam bahasa Indonesia adalah tanduk rusa. Suku asli di wilayah Amerika Utara mempercayai makhluk mitologi yang bernama Wendigo, makhluk jahat yang memangsa daging manusia dan dapat berubah wujud menjadi manusia. Dalam versi lain Wendigo digambarkan sebagai makhluk tinggi besar serupa rusa yang bertanduk besar dan berjalan membungkuk. Ini merupakan karakter monster yang dipilih dalam film ini dan special effect yang dilakukan sangat berhasil menurut saya.
Pesan dalam yang saya ambil dalam film ini bahwa adakalanya kita membiarkan kekerasan karena mereka adalah bagian dari keluarga, kita mengabaikan kesalahan yang mereka lakukan demi untuk mempertahankan kebersamaan. Ketika hal ini dilakukan oleh seorang anak yang bahkan belum beranjak dewasa, tentunya sangat memilukan tetapi nyatanya hal ini memang terjadi dan menggabungkan hal ini dengan horror membuatnya terasa jauh lebih menyeramkan.
Sutradara : Scott Cooper Penulis Skenario : Henry Chaisson, Nick Antosca, Scott Cooper Pemeran : Keri Russell, Jesse Plemons, Jeremy T. Thomas, Graham Greene, Scott Haze, Rory Cochrane, Amy Madigan
