Sinopsis
Seorang anak perempuan tertabrak mobil dan dilarikan langsung ke rumah sakit dimana Dr Sylvia bertugas. Dr Sylvia merasa simpati terhadap anak perempuan yang kemudian ia beri nama Ana tersebut. Akhirnya dengan persetujuan suaminya, Razan, Dr Sylvia mengadopsi Ana. Satu hal yang tidak mereka ketahui ketika membawa Ana pulang adalah Ana tidak sendirian.
Melanjutkan cerita sebelumnya, Asih , kali ini dalam Asih 2, Andi dan Puspita akhirnya merenggang nyawa sedangkan bayi perempuan mereka menghilang. Beberapa tahun kemudian seorang anak perempuan tertabrak mobil di jalanan dekat hutan dan langsung dilarikan ke rumah sakit tempat Dr Sylvia bertugas. Dr Sylvia yang pernah kehilangan anak perempuannya merasa simpati terhadap anak perempuan yang tertabrak mobil tersebut. Setelah yakin bahwa tidak ada kerabat yang menjemputnya, Dr Sylvia meminta Razan untuk mengadopsi anak perempuan yang kemudian ia beri nama Ana.
Cerita selanjutnya tentu bisa ditebak, Ana tidak sendirian. Teror mulai muncul sejak kedatangan Ana di rumah Dr Sylvia dan Razan. Bahkan Mak Ipah, tetangga di sebelah rumah Dr Sylvia, merasakan ada sesuatu yang aneh.
Kali ini karakter Dr Sylvia memiliki kesamaan dengan Asih, yaitu seorang ibu yang kehilangan anaknya hanya saja Asih melakukan dengan tangannya sendiri dan penyesalan akan perbuatannya itu membuatnya terjebak dalam emosi yang sama, terus-menerus. Penyesalan yang membuatnya merasa bisa menggantikan kehilangannya atau bahkan menebus rasa penyesalannya dengan menemani dan menjaga Ana, hingga posisi tersebut terancam dengan kehadiran Dr Sylvia.
Alur cerita kali ini sedikit lebih baik dibandingkan yang pertama, walaupun saya merasa tetap ada emosi yang hilang. Film yang fokusnya sesuai judul adalah Asih tetapi penonton tidak diajak bersimpati dengan kisah hidup Asih meskipun pilihan akhirnya bukanlah hal yang benar. Saya memahami beratnya kisah hidup Asih dan ketika menemukan Ana menjadi semacam peluang untuk menebus apa yang terjadi semasa hidup tetapi hanya sebatas itu saja. Kedekatan antara Ana dan Asih maupun antara Dr Sylvia dan Ana pun tidak terasa kedalamannya sehingga di bagian ending yang seharusnya menjadi daya tarik kuat untuk membuat penonton merasa sedih menjadi gagal.
Aryo Bayu yang sudah cukup berpengalaman di genre horror seperti, Impetigore, Ratu Ilmu Hitam, dan Dead Mine, tetapi karakter di film ini sepertinya kurang cukup untuk bisa lebih dieksplor sehingga terkesan sedikit kaku. Sedangkan Marsha Timothy kurang berhasil menyampaikan kesan bahwa ia sangat menyayangi Ana dan menunjukkan bahwa ia bisa menjaga Ana. Sekali lagi membuktikan teori saya bahwa tidak semua aktor maupun aktris mampu terjun ke dalam film horror dan berhasil.
Hal lain yang terasa dipaksakan adalah lagu anak2 yang disenandungkan Ana, yang tiba2 terdengar dimana2. Efek jumpscare mungkin satu2nya yang membuat nuansa horror di film ini menjadi lebih terasa walaupun menurut saya jumpscare hanya sekedar membuat kaget lalu terlupakan.
Film Asih 2 ini sudah bisa ditonton mulai 2 April melalui Disney+ Hotstar Indonesia.
Sutradara : Rizal Mantovani Penulis Skenario : Lele Laila, Adam Ripp, Paul Todisco, Risa Saraswati (novel) Pemeran : Marsha Timothy, Ario Bayu, Anantya Rezky, Shareefa Daanish, Ruth Marini