Skip to content

Brooklyn 45 (2023) – movie review

Rating: 2.5 out of 5.

Dari awal saya sudah sedikit ragu untuk menonton film ini tetapi akhirnya saya memutuskan untuk tetap menonton juga walaupun menunda cukup lama.

Film ini menceritakan tentang reuni dari lima orang sahabat yang saling mengenal sejak perang dunia II di sebuah apartemen di Brooklyn tahun 1945, sesuai judulnya. Didalam apartemen inilah, senyum dan tawa dari lima orang tersebut berubah perlahan menjadi horror.

Segala kekacauan berawal dari Hock yang istrinya, Susan, melakukan suicide diduga karena kecurigaan bahwa tetangganya adalah mata-mata tidak dianggap. Hock berusaha memahami alasan Susan melakukannya, salah satunya adalah dengan membaca tentang metafisika. Hock mengajak sahabat-sahabatnya untuk mencoba melakukan pemanggilan arwah.

Pemanggilan arwah tersebut berhenti di pertengahan karena Paul melepaskan tangannya. Setelah mendengar sosok yang ia percaya sebagai Susan, Hock tiba-tiba mengambil senjata dan mengakhiri hidupnya. Keadaan bertambah kacau ketika seorang wanita tiba-tiba mendobrak pintu lemari dengan kaki dan tangan terikat, dan Paul mencurigainya sebagai mata-mata Nazi.

Paul tidak membiarkan siapapun untuk keluar dan terus menginterogasi wanita tersebut. Saling curiga, saling menuduh, saling membuka rahasia, membuat keadaan semakin bertambah runyam.

Saya agak kesulitan untuk relate dengan cerita dari film ini mungkin dikarenakan temanya adalah perang atau lebih tepatnya trauma pasca perang. Ada beberapa film horror yang bertemakan perang yang saya tonton tetapi sebagian besar kurang berhasil karena cukup sulit mengangkat sebuah tema yang pada dasarnya memang sudah terasa horror lalu mengaitkannya dengan supranatural.

Walaupun ceritanya masuk akal diawal tentang alasan Hock untuk mengadakan pemanggilan arwah tetapi menurut saya ceritanya baru mulai terasa menegangkan ketika Paul, Marla, Archie dan Bob saling menuduh satu sama lain dan membongkar rahasia-rahasia yang mereka simpan.

Rahasia kelam yang terungkap ditambah dengan segala horror yang dialami selama perang membuat keadaan semakin rumit terutama karena Paul sangat yakin bahwa wanita yang dikurung di lemari tersebut adalah seorang Nazi.

Fakta apakah wanita tersebut merupakan Nazi atau tidak memang tidak benar-benar terungkap tetapi di sisi lain saat itu perang sudah berakhir. Yang tersisa hanyalah kebencian yang masih terus membekas karena kekejaman perang. Tidak hanya itu, hal supranatural pun masih terus berlanjut ditengah-tengah kekacauan.

Meskipun menegangkan tetapi film ini tidak akan berhasil untuk semua orang, saya sendiri tidak terlalu menyukainya.

Sutradara : Ted Geoghegan Script: Ted Geoghegan Pemeran : Anne Ramsay, Ron E. Rains, Jeremy Holm, Larry Fessenden, Ezra Buzzington, and Kristina Klebe

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights