Skip to content

Bulbbul (2020) – movie review

Rating: 3.5 out of 5.

Film India yang tayang di Netflix ini sangat menarik perhatian saya dan untuk pertama kalinya saya tidak kecewa. Setelah sukses dengan film-film romantisnya, akhirnya ada film yang diluar dari zona nyaman walaupun tetap ada unsur cinta didalamnya.

Film yang mengangkat isu pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan ini dikemas dengan konsep yang berbeda, diantara realita dan dongeng. Ironis disaat isu mengenai kekerasan terhadap perempuan masih ada, undang2nya pun dikatakan sulit, tetapi cukup sukses ketika dituangkan dalam bentuk film dan dilawan dalam dongeng dengan menjadi seorang penyihir.

Sinopsis

Film ini dimulai di tahun 1881 ketika seorang anak perempuan bernama Bulbbul dinikahkan dengan seorang lelaki dewasa yaitu Indraneel. Perjalanan Bulbbul menuju kediaman Indraneel ditemani oleh Satya, adik dari Indraneel, yang sebaya dengannya, dan ia menceritakan dongeng tentang penyihir wanita dengan telapak kaki terbalik untuk menenangkannya. Indraneel merupakan anggota kerajaan, tinggal di rumah besar dan megah bersama saudara kembarnya Mahendra, yang memiliki kondisi mental yang kurang stabil, dan istrinya Binodini.

Bulbbul tumbuh dewasa dengan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Satya dan akhirnya menyimpan perasaan khusus terhadapnya. Binodini menyadari hal itu dan merasa memiliki kesempatan untuk menghasut Indraneel karena ia sendiripun memiliki perhatian khusus padanya. Perlahan2 Indraneel mulai termakan hasutan Binodini dan mengirim Satya ke London. Menyadari kepergian Satya dipercepat, Bulbbul sangat sedih dan merobek serta membakar buku yang mereka tulis bersama. Sayangnya Indraneel sempat melihat robekan kertas yang menunjukkan nama Bulbbul dan Satya, dan amarahnya pun tak terbendung.

Satya kembali setelah lima tahun dan menemukan semuanya sudah berubah. Indraneel menghilang, Mahendra sudah meninggal dan Binodini tidak tinggal di rumah itu lagi dengan rambut dicukur hingga botak dan mengenakan pakaian saree serba putih. Bulbbul pun sudah berubah, tidak seperti yang dikenal oleh Satya sejak kecil. Pria di daerah tersebut juga secara misterius mulai terbunuh oleh sesuatu yang dipercaya warga setempat sebagai penyihir.

Review

Sebelum membahas review film, saya mencoba mencari tahu cerita dongeng yang diceritakan Satya kepada Bulbbul di awal film. Jadi di wilayah pedesaan India berkembang sebuah legenda tentang hantu penyihir yang sering disebut Pretni. Ia berwujud seperti manusia biasa hanya saja telapak kakinya terbalik. Pretni ini diceritakan sebagai hantu wanita yang meninggal sebelum menikah sehingga ia seperti memiliki hasrat yang belum terpuaskan serta memburu pria dan menggodanya. Sepertinya dari sinilah ide film ini berkembang.

Sekali lagi ini merupakan sebuah film bagus yang menggabungkan realita dan dongeng. Realita yang dimasukkan adalah isu perempuan yang masih terjadi di belahan dunia manapun, dan bagian dongengnya adalah ketika seorang penyihir membalaskan segala ketidakadilan yang terjadi. Genre yang ada difilm ini pun menurut saya bukan hanya horror tetapi juga drama, romance, dan thriller. Uniknya kombinasi kesemuanya tersebut menjadi sebuah film yang layak ditonton dari awal hingga akhir tanpa ada rasa bosan sedikitpun.

Efek sinar bulan merah yang menyelimuti juga memberikan kesan magis dan mencekam bahkan tanpa kemunculan sang penyihir. Tripti Dimri pun memberikan penampilan yang mengagumkan, ia mampu tampil lemah, manis, dan penurut tetapi kemudian berbalik menjadi percaya diri, berani, sedikit angkuh dan penuh kemarahan dengan sangat baik pula.

Ada satu momen dimana setelah Bulbbul mengalami pelecehan, Binodini menekankan bahwa sudah menjadi semacam tradisi bagi perempuan di dalam rumah itu untuk diam saja. Semua pria yang terbunuh telah melakukan hal yang sangat kasar dan cenderung bersifat fisik terhadap perempuan, dan tidak ada satupun korbannya yang angkat suara. Semua diam “Chup rehna”. Di titik ini dongeng mulai mengambil alih, Bulbbul bangun kembali dengan raga yang sama tetapi jiwa yang berbeda. Semua yang terjadi dan tidak berdaya ia lawan sebelumnya membuatnya menjadi sosok penuh amarah dan tidak mempercayai lelaki kecuali Dr Sudeep. Bahkan mungkin kita akan merasakan kepahitan yang sama ketika satu2nya lelaki yang dicintai Bulbbul justru akan mengusirnya tanpa berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sosok Satya mungkin satu2nya yang seperti kurang jelas, ia tidak terlihat mencintai Bulbbul, entah karena memang status Bulbbul atau memang ia tidak memiliki perasaan yang sama dengan Bulbbul. Tetapi tiba2 di bagian ending ketika menyadari siapa pembunuh yang ia kejar, seakan2 dunianya runtuh seketika.

Banyak hal yang memilukan disini, cinta yang dipaksakan, seorang wanita yang cemburu dan menyembunyikan kesalahan, seorang suami yang dibutakan amarah lalu tidak peduli sama sekali, kekerasan fisik dan pelecehan yang terjadi berturut2. Semua ini sangat memilukan dan jujur saya terbawa emosi yang dibangun dari awal film hingga mau tidak mau menyetujui dengan apa yang dilakukan Bulbbul. Bukan membenarkan pembunuhan tetapi keadilan itu sangat mahal dan seakan tak terjangkau khususnya bagi perempuan.

And you should definitely watch the ending part!

Sutradara : Anvita Dutt Penulis Skenario : Anvita Dutt Pemeran Utama : Tripti Dimri, Avinash Tiwary, Rahul Bose, Parambrata Chattopadhyay, Paoli Dam

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights