Skip to content

Horse Girl (2020) – movie review

Saya akhirnya memilih untuk menonton film yang dirilis Netflix ini meskipun bukan bergenre horror tetapi ada genre mystery dan sedikit thriller di dalamnya dan ceritanya pun cukup unik.

Setelah membaca beberapa narasumber mengenai pemeran utama sekaligus penulis film ini, Alison Brie, konsep film Horse Girl ini diangkat dari cerita hidup neneknya yang menderita skizofrenia dan ibunya yang tumbuh dalam situasi yang traumatis. Film ini menceritakan tentang seorang wanita muda, Sarah, yang bekerja di sebuah toko bahan kerajinan tangan. Dalam kesehariannya Sarah tidak memiliki banyak teman, rutinitasnya pun hanya sebatas kerja dan sesekali mengikuti olahraga zumba. Sarah lebih memilih untuk menghabiskan waktunya menonton serial televisi supernatural Purgatory dan membuat gelang kaki. Ia cukup dekat dan sering bercerita dengan rekan kerjanya, Joan. Sampai suatu ketika rutinitasnya mulai terganggu ketika ia mulai mengalami mimpi2 aneh dan kehilangan waktu.

Melalui film ini saya rasa Alison mencoba menggambarkan dan menyampaikan apa yang ada di pikiran mereka yang mengalami gangguan mental. Saya sendiri cukup bingung mengikuti film ini, terutama di bagian pertengahan hingga akhir, berusaha membedakan mana realitas dan mana yang bukan. Gambaran seperti itu juga sepertinya yang dialami oleh Sarah, ia panik setiap kali disarankan untuk memeriksakan kondisi psikologi dan langsung menghindar. Di satu sisi ia menolak bahwa dia memiliki gangguan mental, sementara di sisi lain ia merasa kebingungan dengan apa yang ia alami karena ia merasa bahwa hal itu sangat nyata tetapi orang2 disekelilingnya menganggapnya aneh, dan yang paling mengganggunya adalah ketika ia mulai kehilangan waktu dan tiba2 terbangun ditempat lain.

Diceritakan juga mengenai masa kecil Sarah yang cukup traumatis dimana ia pernah memiliki sahabat semasa kecil, Heather, yang jatuh dari kuda sehingga mengalami kelainan dan sepertinya Sarah terpaksa menjual kuda kesayangannya Willow, yang masih rutin ia kunjungi. Ayah kandungnya yang meninggalkan dia sejak umur 16 tahun, ayah tirinya yang kurang memperhatikan selain dari sisi finansial, ibunya yang bunuh diri karena depresi, juga neneknya yang mengalami gangguan mental serupa. Sarah merasa ia sangat mirip dengan neneknya dan mulai berpikir bahwa ia adalah hasil kloning, bahwa alien yang menculik dan membuat klon dari neneknya. Ada beberapa bagian dalam film yang lebih membingungkan terutama sejak Sarah dimasukkan ke sebuah institusi kesehatan.

Kalau memang ini semua adalah imajinasi, bagaimana ia bisa memimpikan tentang orang2 yang belum pernah ia temui sebelumnya dan ternyata mereka memang ia temui di dunia nyata, bagaimana ia memiliki lebam di tubuhnya. Ethan, pekerja sosial yang diawal mengatakan bahwa Sarah pernah datang ke institusi tersebut ternyata kemudian menyatakan bahwa ia tidak pernah mengatakan hal tersebut, dan ada kemungkinan bahwa teman sekamarnya di institusi tersebut hanyalah khayalan. Banyak hal2 yang dibiarkan tidak terjawab dan membuat kita ikut hanyut dengan kebingungan yang dirasakan Sarah, dan tanpa sadar kenyataan dan ilusi tercampur aduk sehingga kita kehilangan kendali.

Ada bagian unik yang disambungkan diawal dan akhir cerita yaitu ketika Joan melihat sekilas seekor kuda melintas di depan tokonya, dan di bagian akhir kita melihat hal yang sama tetapi dari sudut pandang Sarah. Ini membuat kita semakin bertanya2 apakah ada kemungkinan apa yang ia alami bisa saja memang benar-benar terjadi. Ataukah memang semua itu ilusi semata, bahwa Sarah mengalami apa yang diderita neneknya ditambah dengan pengalaman di usia mudanya yang cukup traumatis. Satu hal yang saya rasakan pasti adalah Sarah ingin ceritanya paling tidak didengar, ia merasa bersemangat ketika ada yang tertarik dengan apa yang ia alami dan rasakan dan akhirnya ia menciptakan ilusi bahwa ada yang mengalami hal yang serupa dengan yang ia alami, dan ini membuatnya lebih tenang. Meskipun ending film ini membuat saya semakin bertanya2 apa yang akhirnya terjadi, tetapi film ini layak ditonton.

The movie feels strange and absurd but in a beautiful way.

Sutradara : Jeff Baena Penulis Skenario : Jeff Baena, Alison Brie Pemeran Utama : Alison Brie, Molly Shannon, Hazel Armenante, Jake Picking, John Reynolds

Rate : ★ ★ ★ ☆ ☆

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights