Skip to content

Lamb (2021) – movie review

Rating: 3 out of 5.

Film horror yang terasa absurd ini dibuka dengan cukup menegangkan dan harus saya akui di bagian awal film ini berhasil membuat domba2 terasa menakutkan.

Film berfokus pada pasangan suami istri, Maria dan Ingvar, yang tinggal di daerah pegunungan, cukup jauh dari pemukiman. Kita bisa merasakan ada sesuatu yang hilang dari kehidupan mereka sebagai pasangan hingga suatu hari ketika salah satu dari domba milik mereka melahirkan bayi yang tidak biasa, kehidupan mereka mulai terasa berubah. Maria mengambilnya, membawanya ke rumah dan memperlakukannya seperti anaknya sendiri, bahkan ia memberinya nama, Ada. Ketika Pétur, saudara laki2 Ingvar datang, ia terkejut melihat keanehan yang terjadi di dalam rumah mereka dan Maria maupun Ingvar tetap bersikap biasa seakan tidak menyadari apa yang terjadi.

Kalian mungkin akan bisa menebak keanehan apa yang terjadi sama halnya dengan saya ketika melihat Maria dan Ingvar berpandangan sesaat setelah membantu seekor domba melahirkan, lalu melihat Maria menggendong bayi itu dan membawanya ke rumah. Tetapi tentu saja adegan itu tidak langsung ditunjukkan seluruhnya kepada penonton, kita dibiarkan menebak2 hal aneh apa yang disembunyikan dan ini membuat saya tetap duduk dan menonton hingga akhir meskipun di bagian awal film berjalan sangat lambat dan minim suara.

Maria menamainya Ada dan tanpa melihat keanehan yang sangat tidak lazim itu, ia memperlakukannya dengan penuh kasih sayang, mengisi kekosongan yang selama ini ia dan Ingvar rasakan setelah kehilangan putri tercintanya.

Seperti yang saya sebutkan di awal, film ini terasa absurd tetapi ada hal yang ironis tersirat dalam film ini. Film ini membuat saya merasakan ada kegelapan yang tersembunyi dalam diri setiap manusia sekeras apapun mereka berusaha untuk tampak baik2 saja. Setelah kehilangan dan trauma yang dialami oleh Maria dan Ingvar lalu tiba2 mereka mendapatkan “sesuatu” untuk menggantikan kekosongan tersebut, rasa bahagia kembali merebak dalam kehidupan mereka.

Maria menerima Ada apa adanya, ini merupakan hal bagus dalam beberapa hal tetapi ketika Maria tidak ragu untuk melangkah lebih jauh dan mempertahankan Ada untuk dirinya sendiri, disaat itulah mood film ini terasa lebih gelap. Maria bahkan memisahkan Ada dari yang melahirkannya dan melakukan segala cara untuk mempertahankan Ada meskipun ia bukanlah miliknya. Maria tidak siap untuk merasakan kehilangan lagi, ini yang akhirnya merubah dirinya.

Film Lamb ini mungkin tidak akan diterima sebagian besar penonton tetapi apa yang berusaha digambarkan melalui film ini membuat saya memberikan nilai lebih. Film ini terasa lebih dekat dengan realita dan membuat saya berpikir apakah kita tidak akan membuat pilihan yang sama seperti Maria ketika apa yang kita butuhkan ada di depan mata meskipun tidak sempurna dan bukan milik kita. Bagian akhir film pun cukup menggelitik tetapi saya menginterpretasikan bahwa karma itu ada, konsekuensi dari setiap pilihan yang kita ambil dan perlakuan kita terhadap siapapun di bumi ini.

Secara visual saya menyukai efek sinematik yang diberikan dan pemandangan Iceland yang sangat indah tetapi di sisi lain mampu memberikan nuansa horror dengan efek yang berbeda. Valdimar Johannsson memasukkan dan menggabungkan mitos dan mitologi membuat film ini terasa unik dan berbeda tetapi apa yang ingin digambarkan melalui film ini tetap tersampaikan.

Sutradara : Valdimar Johannsson Penulis Skenario : Sjon, Valdimar Johannsson Pemeran : Noomi Rapace, Hilmir Snær Guðnason, Björn Hlynur Haraldsson

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights