Skip to content

Mrs. Chatterjee vs Norway (2023) – movie review

Rating: 5 out of 5.

Sejak awal dimulai film ini langsung memicu emosi karena dibuka dengan adegan awal dimana dua orang perempuan asing terlihat membawa bayi dari dalam rumah dan ibunya mengejar mobil yang membawa anak-anaknya tersebut hingga terjatuh. Setelah adegan itu, penonton dibawa kembali sehari sebelum kejadian tersebut.

Sinopsis. Debika Chatterjee dan Aniruddha Chatterjee, pasangan suami istri India yang menetap di Norwegia dan memiliki dua orang anak, Shubh dan Shuchi. Dua orang wanita dari Layanan Kesejahteraan Anak selalu melakukan kunjungan rutin ke rumah keluarga Chatterjee dan di hari terakhir kunjungan, mereka mengambil kedua anak tersebut tanpa persetujuan orang tuanya, serta mengajukan tuntuan bahwa rumah mereka tidak kondusif untuk membesarkan anak-anak dan Debika Chatterjee pun dikatakan tidak stabil secara mental.

Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah bahwa diawal film sudah ditegaskan mengenai keseimbangan peran orangtua di rumah, bahwa suami istri perlu untuk terlibat dalam urusan rumah dan juga anak-anak. Emosi saya dibawa naik turun seperti rollercoaster bukan hanya tentang masalah perbedaan budaya dan negara tetapi juga tentang keluarga, rumah tangga, dan tentang pernikahan.

Dan yang paling utama tentunya tentang kasih sayang seorang ibu. Tidak ada satu ibu pun yang sempurna, dan jangankan negara, masing-masing ibu dengan budaya yang sama saja sering memiliki pola asuh yang berbeda. Jadi tentunya terasa aneh ketika perbedaan itu menjadi alasan untuk menuntut keluarga Chatterjee.

Film yang diangkat dari kisah nyata ini membuat emosi saya meledak di beberapa adegan dan tentunya terharu melihat perjuangan keras Mrs. Chatterjee untuk kembali berkumpul dengan anak-anaknya. Hal-hal yang dijadikan tuntutan terasa tidak masuk akal dan beberapa hal malah diputar balikkan, membuat Debika terlihat bersalah. Bahkan emosi normal yang semua ibu akan rasakan ketika dipisahkan dari anak-anaknya pun dijadikan alasan untuk menyerang sang ibu.

Hal-hal kecil seperti tatapan-tatapan yang seakan menghakimi ketika melakukan kunjungan ke rumah keluarga Chatterjee, ketika berada di pengadilan dan ketika Mrs. Chatterjee meluapkan emosi ketika tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan anaknya-anaknya, merupakan salah satu yang membuat tenggorakan saya tercekat dan hanya menontonnya saja sudah membuat saya berusaha sangat keras untuk menahan emosi.

Bukan hanya itu tetapi Debika juga harus berjuang sendiri karena suaminya hanya mempedulikan tentang pekerjaan dan kewarganegaraannya. Debika yang tidak pernah mempertanyakan benar atau salah ketika mengikuti kemauan orang tua dan suami, kali ini ia mengikuti kebenaran kata hatinya.

Saya senang bahwa kisah nyata yang dialami Sagarika Chakraborty ini diangkat menjadi film. Rani Mukerji merupakan pilihan yang pas untuk memerankan Mrs. Chatterjee, walaupun ada satu dua adegan yang terasa berlebihan di awal tetapi karakternya kemudian perlahan menjadi lebih tenang menuju bagian akhir. Film ini menjadi pelajaran yang sangat penting dan pastinya menginspirasi.

Perjuangan Sagarika Chakraborty melawan organisasi yang mengatasnamakan kesejahteraan anak, melawan sebuah negara, dan tidak tinggal diam demi untuk berkumpul kembali dengan anak-anaknya bukanlah perjalanan yang mudah tetapi perjalanan ini menunjukkan bagaimana cinta seorang ibu. Tanpa batas.

Pastikan untuk tidak ketinggalan menonton film Mrs. Chatterjee vs Norway di Netflix.

Sutradara : Ashima Chibber Penulis Skenario : Ashima Chibber, Rahul Handa, Sameer Satija Pemeran : Rani Mukerji, Soumya Mukherjee, Jim Sarbh, Bodhisattwa Majumdar, Saswati Guhathakurta, Balaji Gauri, Anirban Bhattacharya, Neena Gupta, Yuvaan Vanvar

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights