Skip to content

Rabid (2019) – movie review

Film horror Kanada yang disutradarai oleh the Soska sisters, Jen & Sylvia ini adalah remake dari film dengan judul yang sama di tahun 1977. Saya belum menonton film aslinya jadi di review kali ini saya tidak akan membandingkan film ini dengan aslinya ya.

Sudut pandang film Rabid ini cukup menarik dalam menyajikan film zombie/pandemic, agak sedikit berbeda dengan film lain dengan genre yang sama, dan saya cukup suka menonton film ini. Nah kalau penasaran dengan sutradaranya the Soska sisters, kamu bisa lihat mereka di dalam film ini juga…yes mereka adalah si kembar Bev dan Ellie, yang karakter di filmnya agak sedikit menyebalkan ?.

Rose Miller (Laura Vandervoort), wanita muda yang pendiam dan kurang percaya diri karena wajahnya, bekerja di fashion industry bersama dengan saudara angkatnya yang menjadi model, Chelsea (Hanneke Talbot). Ia bercita-cita menjadi fashion designer. Sepulang dari sebuah pesta, Rose mengalami kecelakaan sehingga wajahnya rusak parah dan iapun terpaksa diberhentikan dari pekerjaannya. Dr Keloid (Stephen McHattie) yang menangani Rose membagi kasusnya dengan Dr William (Ted Atherthon) di Burroughs Clinic dan Rose akhirnya mencoba mengunjungi Burroughs Clinic bersama dengan Chelsea. Setelah mendengar penjelasan dari Dr William, Rose memutuskan untuk menjalani uji eksperimental manipulasi sel induk dan operasi itu berjalan lancar, luka di wajah Rose sembuh total. Sayangnya pencangkokan kulit eksperimental tersebut memiliki efek samping yang mengerikan. Hampir setiap malam sejak operasi itu dilakukan, Rose mengalami kejadian2 aneh. Rose mengira ia bermimpi ketika setiap malam ia pergi dan mencari “mangsa”, tapi ternyata tidak. Dari sinilah orang-orang mulai terinfeksi.

Salah satu momen yang menurut saya agak aneh adalah pada saat dilakukan operasi, seragam operasinya yang berupa jubah berwarna merah seperti sebuah kumpulan sekte.

Menurut saya ini seperti gabungan antara film zombie, pandemic dan alien. Dr William Burroughs sebagai sosok antagonis yang awalnya melakukan eksperimen untuk menyembuhkan kanker lalu menggunakan alasan kemanusiaan untuk apa yang dia lakukan. Dan akhir cerita ini tidak terduga, sedikit berharap bahwa Dr William bisa menuai akibatnya tetapi justru endingnya dibuat menggantung.

What happens when you realize that to achieve your dreams you have to live a nightmare?

Laura Vandervoort memiliki daya tarik tersendiri yang membuat saya fokus ke sosok Rose dan meskipun dengan “berubah”nya Rose tidak membuat saya menentang apapun yang dilakukannya. Meskipun efek “makhluk” seperti alien ini agak kurang canggih, tidak sebagus make up effect untuk Rose ketika wajahnya rusak, dan keanehan seragam operasi yang entah kenapa agak sedikit mengganjal tapi selebihnya ini film yang cukup layak untuk ditonton.

Sutradara : Jen & Sylvia Soska Penulis Skenario : John Serge, Jen & Sylvia Soska Pemeran Utama : Laura Vandervoort, Benjamin Hollingsworth, Ted Atherton, Hanneke Talbot

Rate : ★ ★ ★ ☆ ☆

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights