Skip to content

Slapface (2021) – movie review

Rating: 3 out of 5.

Film slapface ini merupakan film tentang bullying dan kekerasan yang dikemas dalam nuansa horror yang dark dan gloomy. Setiap adegan dalam film ini digambarkan dengan metafora dan memiliki makna yang jauh lebih dalam, ini merupakan salah satu hal yang saya suka dalam sebuah film. This movie makes me think a lot.

Slapface menceritakan tentang kakak beradik Lucas dan Tom yang hidup berdua di sebuah rumah di dalam hutan setelah ditinggalkan oleh orang tuanya yang meninggal dalam kecelakaan mobil. Ketika Lucas sedang dibully oleh si kembar Donna dan Rose, Moirah memiliki ide untuk membuat tantangan dan Lucas pun memilih untuk masuk ke dalam gedung terbengkalai yang menurut rumor merupakan tempat tinggal penyihir, Virago. Disinilah awal mula hubungan aneh Lucas dengan Virago.

Film ini menggambarkan dampak bullying dan kekerasan dengan cara yang berbeda dan menurut saya ini cukup berhasil. Vibe dark gloomy mood dalam film ini pun sangat terasa dan hampir terjadi di sepanjang film hingga pada titik tertentu mungkin akan terasa membosankan bagi sebagian penonton tetapi bagi saya, misteri antara si penyihir dan Lucas semakin membuat penasaran.

Satu hal yang menimbulkan sedikit gap adalah alasan yang membuat Lucas tiba2 mencari berita lalu secara tidak sengaja ia menemukan berita tentang kediaman Fishkill Wakefield, rumah penyihir Virago. Dari berita tersebutlah Lucas menanam foto dirinya dan ibunya di depan rumah Wakefield dan mengiris tangannya di atas foto tersebut, berharap ibunya akan hidup kembali.

Anna yang baru dikenal Tom dan diajak tinggal bersama di rumahnya berusaha untuk mengenal Lucas lebih dekat tetapi Lucas merasa Anna justru mengambil perhatian Tom karena mereka banyak menghabiskan waktu bersama. Anna juga yang menyadari permainan tidak wajar “slapface” yang dilakukan Tom dan Lucas setiap kali Tom mendengar hal buruk tentang Lucas. Menurut saya ini merupakan gambaran dari kekerasan yang dilakukan Tom pada Lucas. Ia menyayangi Lucas tetapi kebiasaan buruknya yang suka minum2 dan tuntutan menjadi orang tua bagi Lucas membuatnya menjadi keras pada Lucas. Tom juga tidak mengijinkan orang lain untuk mengkhawatirkan Lucas meskipun ia sendiri tidak bisa terus menerus menemani Lucas karena harus bekerja.

Lalu muncul si kembar, Donna dan Rose, yang kerap membully Lucas, bersama Moriah yang diam2 berteman dengan Lucas tetapi ia pun harus menjaga citranya dan persahabatannya dengan Donna dan Rose, meskipun ia sadar mereka kejam.

Di bagian2 awal film kita mungkin mengira bahwa Virago itu memang nyata tetapi menuju ending film ketika Lucas dan Tom kembali melakukan permainan slapface dan apa yang terjadi pada Lucas juga dirasakan oleh si penyihir, ini membuat semuanya menjadi jelas.

Film ini sangat amat menyedihkan, Lucas harus berjuang sendirian, menghadapi bullying, dari si kembar, kekerasan dari kakaknya, bahkan Moirah yang mengaku sebagai teman pada akhirnya lebih memilih persahabatannya dengan si kembar daripada dengan Lucas.

Lucas tidak memiliki tempat lain untuk mengadu dan bercerita, tidak ada tempat buatnya untuk bersandar sehingga ia menciptakan Virago. Menurut saya Virago merupakan bagian lain dari dirinya yang selama ini ia pendam dan akhirnya tidak bisa ia kendalikan. Lucas memendam semua hal hingga pada titik tertentu akhirnya meledak, dan hal ini justru menyakiti orang2 yang ia sayangi.

Metafora serta sudut pandang yang menarik dan sosok Virago pun dibuat dengan luar biasa. Akting August Maturo juga menambahkan daftar aktor anak favorit saya di genre horror. Walaupun ada sedikit celah dan beberapa adegan yang terasa aneh tetapi secara keseluruhan saya menyukai konsepnya. It’s a good horror movie tanpa harus membuat kita berteriak.

Director: Jeremiah Kipp Writer: Jeremiah Kipp  Cast: August Maturo, Mike Manning, Libe Barer, Dan Hedaya, Mirabelle Lee, Lukas Hassel, Bianca D’Ambrosio, Chiara D’Ambrosio

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights