Skip to content

Speak No Evil (2022) – movie review

Rating: 3.5 out of 5.

Banyak peringatan tentang film ini sebelum saya menontonnya dan pada akhirnya peringatan tersebut memang diperlukan karena dampak setelah menonton film ini benar-benar terasa dan bertahan lama. Saya merasakan pesan yang kuat dalam film ini tetapi saya juga harus mengingatkan bila kalian memutuskan untuk menonton film ini, consider yourself warned!

Sinopsis. Dua keluarga dari Denmark dan Belanda bertemu dalam sebuah liburan di Tuscany dan saling cocok. Setelah beberapa bulan, pasangan dari Denmark tersebut menerima undangan tak terduga dari keluarga Belanda dan memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan di rumah mereka. Tetapi tidak butuh waktu lama ketika reuni kecil yang awalnya menyenangkan tersebut berubah menjadi tak terkendali. Pasangan Belanda tersebut ternyata bukanlah siapa yang mereka kenal di awal dan keluarga kecil dari Denmark kini terjebak dalam rumah yang mereka harap tidak pernah mereka datangi.

Film ini dibangun agak lambat dibagian awal tetapi bukan tanpa tujuan, penonton diharapkan untuk terbuai oleh pasangan dari Belanda yang diperkenalkan dengan sikap dan obrolan-obrolan yang menyenangkan. Setelah bagian pertama tersebut berhasil, film mulai bergerak ke tahap berikutnya dengan membangun suasana yang lebih menegangkan dan tidak nyaman. Lalu bagian akhir ditutup dengan horror.

Dengan durasi 1 jam 37 menit, tidak ada adegan yang terasa sia-sia. Setiap adegan memiliki arti dan tujuan untuk melangkah ke adegan-adegan berikutnya. Walaupun di awal saya sudah menebak apa yang sedang terjadi tetapi saya tetap merasa penasaran akan ke arah mana alur cerita film ini berakhir. Dan menurut saya kunci utama terletak pada adegan ketika si ayah mencarikan boneka kelinci yang hilang sementara si istri dan anak menunggu dan tidak membantu mencari. Di titik ini saya pikir pasangan Belanda tersebut merasa sudah menemukan pasangan yang tepat.

Mungkin banyak yang berpendapat bahwa film ini buruk karena hanya berisi tentang orang-orang yang membuat keputusan dan pilihan yang buruk tetapi saya justru tidak fokus pada hal itu. Saya juga berpikir film ini tidak menuju pada kultur tertentu walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa ada hal-hal yang secara turun-menurun dalam kultur tertentu yang membuat kita tidak mampu berlaku kasar ataupun tegas pada hal yang jelas tidak bisa dibenarkan. Judul film ini sangat tepat merangkum inti keseluruhan cerita dalam film ini.

Film ini benar-benar memberikan dampak dan membuat saya berpikir sangat dalam setelah menontonnya. Terlepas dari segala horror, saya memberikan nilai ekstra karena efek yang saya rasakan setelah menonton film ini. Dan mungkin efeknya jauh lebih terasa karena saya juga merupakan orang tua.

Dari segi ceritanya sendiri mungkin bukanlah hal baru tetapi menurut saya sudut pandang yang diambil benar-benar memberikan efek yang jauh berbeda. Kalimat terakhir yang menjadi penutup pun memberikan PR yang cukup berat bagi yang menonton. “Because you let me.”

Sutradara : Christian Tafdrup Penulis Skenario : Christian Tafdrup, Mads Tafdrup Pemeran : Morten Burian, Sidsel Siem Koch, Fedja Van Huêt, Karina Smulders, Liva Forsberg, Marius Damslev

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights