Skip to content

Teluh Darah (2023) – Disney Hotstar+ series review

Rating: 4 out of 5.

Series terbaru dari Kimo Stamboel ini menurut saya berhasil baik dari segi cerita, visual effect, plot twist dan chemistry para pemerannya. Cukup lama saya berharap bisa merasa puas setelah menonton film series horror Indonesia tanpa harus mencatat setiap kritikan dan kali ini saya mendapatkannya.

Series ini langsung dibuka dengan penyakit misterius yang diderita Pak Bondan yang akhirnya berakhir dengan kematiannya. Esa, anak dari Pak Bondan, merasa ada yang janggal dengan kematian ayahnya dan berusaha menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Esa mengetahui kemudian bahwa sebelum meninggal, ayahnya menghubungi teman lamanya, Pak Ahmad. Esa pun menghubungi Pak Ahmad yang disaat bersamaan juga mulai mengalami kejadian-kejadian aneh di rumahnya.

Setelah kematian Pak Bondan, Pak Ahmad juga mengalami penyakit misterius yang membuatnya masuk rumah sakit tetapi para dokter tidak mampu mendiagnosa penyakitnya. Setelah kedua orangtuanya meninggal dengan cara yang misterius, Wulan baru mulai membuka mata bahwa kecurigaan Wisnu, adiknya, selama ini adalah benar. Disinilah awal pertemuan Esa dan Wulan, dan perjalanan mereka untuk menyelidiki hal-hal mengerikan yang dialami orang tua mereka serta mencari orang yang bertanggung jawab atas kematian mereka pun dimulai.

Sebelum menonton series ini kalian harus mempersiapkan diri karena series ini penuh darah dan binatang-binatang yang mostly disgusting yang tidak hanya berada diluar tetapi bahkan berada didalam tubuh.

Salah satu adegan favorit di Teluh Darah

Salah satu hal yang membuat cerita series ini menarik adalah dari awal-awal episode ada potongan-potongan adegan yang berusaha mengalihkan penonton untuk mencurigai orang-orang yang memang memiliki motif untuk membalas dendam. Tidak hanya itu, plot twist yang hadir menjelang episode-episode akhir pun tak terduga walaupun ada pula yang kemudian diberikan tanda-tanda sebelumnya sehingga penonton mungkin sudah bisa menduganya.

Hal utama yang membuat saya kagum dari series ini adalah efek visualnya yang halus dan lebih terasa nyata yang jujur selama ini belum pernah menonton film horror Indonesia yang secara visual sreg untuk ditonton. Dan disini efek tersebut tidak muncul satu atau dua kali saja tetapi cukup sering, jadi bisa dibilang sangat konsisten. Saya percaya series ini bisa dijadikan sebagai patokan untuk film-film horror lainnya kedepan.

Hal lain yang menarik adalah adegan teluh yang dilakukan jarak jauh dan ketika Pak Harna bisa melacak pengirimnya tetapi ketahuan oleh si pengirim teluh. Detail-detail ini disajikan dengan pengambilan gambar yang menarik dan misterinya tetap mengundang rasa penasaran.

Keseluruhan pemeran pun terasa pas walaupun ada beberapa ekspresi yang rasanya kurang tepat tapi tidak terlalu mengganggu jalannya cerita. Kali ini saya terkesan dengan penampilan Rantya Affandy sebagai istri Hasan dan juga Hingka Moedra yang memerankan Harun. Ada beberapa adegan yang masih kurang sempurna tetapi di adegan-adegan lain saya merasa mereka mendalami karakternya dengan sangat baik. Khususnya Hingka Moedra, karena ia berperan dengan dua karakter yang berbeda dan bertolak belakang, dan ia pun berhasil mengecoh saya sebagai penonton.

Walaupun belum sempurna, tetapi saya puas menonton series ini, so congrats to Kimo Stamboel!

Sutradara : Kimo Stamboel Penulis Skenario : Agasyah Karim, Khalid Kashogi, Bayu Kurnia Prasetya, Kimo Stamboel Pemeran : Mikha Tambayong, Deva Mahenra, Justin Adiwinata, Ence Bagus, Willem Bevers, Imelda Therinne, Lukman Sardi, Hingka Moedra, Bizael Tanasale, Otig Pakis, Kiki Narendra, Shenina Cinnamon, Rantya Affandy

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights