Skip to content

The Offering (2022) – movie review

Rating: 3 out of 5.

Film dengan setting rumah duka memang merupakan background yang tepat untuk cerita-cerita horror karena pastinya berhubungan dengan kematian dan suasananya pun akan suram. Kali ini bukan hanya sekedar cerita horror biasa tetapi tentang sebuah makhluk demonic yang manipulatif.

Sinopsis. Art dan istrinya yang sedang hamil berkunjung ke rumah Saul, ayah Art, untuk memperbaiki hubungan mereka yang renggang sejak kematian ibunya. Saul mengelola sebuah rumah duka dan kedatangan Art di rumah ayahnya tersebut bersamaan dengan tibanya jenazah Yosille yang menyegel roh jahat dalam kalung liontinnya. Ketika hendak membersihkan jenazahnya, Art kaget ketika tubuh Yosille tiba-tiba bergerak dan tidak sengaja memecahkan kalung yang dipakai Yosille.

Film ini mengingatkan saya dengan film the Vigil karena adanya unsur horror religius, permasalahan dalam keluarga, begitu pula dengan background sebuah rumah duka. Banyak jumpscare yang menurut saya cukup efektif dan tidak berlebihan. Satu hal yang membuat film ini jadi lebih berkesan adalah betapa manipulatif kekuatan jahat yang juga disebut sebagai taker of children ini. Tidak hanya sekedar manipulatif tetapi ia juga bisa mengetahui kelemahan-kelemahan targetnya dan juga berubah wujud. Ini yang membuat alur ceritanya menjadi menarik dan endingnya terasa sangat tragis.

Film ini diawali dengan sebuah kisah tentang kekuatan jahat kuno yang disebut sebagai taker of children atau dalam mitologi kunonya disebut dengan nama Abyzou yang merupakan iblis perempuan yang dipercaya merupakan penyebab terjadinya keguguran dan kematian pada bayi bahkan saking kunonya, salah satu pemeran menggambarkan bahwa jarang sekali yang mengetahui cara menyegel roh jahat tersebut di dalam tubuh atau benda.

Secara keseluruhan konsep film The Offering ini memang bukanlah sesuatu yang baru tetapi latar belakang cerita yang diawali dengan pemanggilan arwah dan berakhir dengan hadirnya sosok demonic yang bisa berubah wujud dan manipulatif, ditambah dengan plot twist di akhir menjadi sebuah cerita yang menarik. Sisi manipulatif ini cukup berhasil dengan baik dan justru mungkin menjadi nilai tambah untuk film ini sedangkan wujud asli demon-nya sendiri menurut saya masih terlihat kurang menakutkan.

Only we could determine how much good and evil enter our realm”. Kalimat ini menjadi fokus yang menarik untuk saya karena tanpa disadari sebenarnya manusia mampu membawa kebaikan tetapi juga kejahatan terutama ketika berhadapan dengan keputusasaan dan kehilangan. Kita diberikan kebebasan untuk melakukan apapun dan bisa melakukan apapun tetapi tentu dengan konsekuensi yang setimpal apalagi ketika bersedia memberikan apapun untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tanpa disadari bahwa apa yang kita undang adalah sesuatu yang jahat. Walaupun dalam hal ini mungkin awalnya Yosille tidak bermaksud jahat tetapi ia dibutakan oleh rasa dukanya.

Karakter Heimish diperankan dengan brilliant oleh Paul Kaye sehingga bagian ending antara Heimish dan Art menjadi tidak terduga sementara Nick Blood sendiri pun cukup berhasil memerankan karakter Art yang mungkin akan sedikit membuat kesal para penonton.

It’s not a bad movie malah sejujurnya saya menikmati keseluruhan film dan sama sekali tidak membosankan walapun di sisi lain bukan juga film yang luar biasa!

Film The Offering sudah mulai tayang di bioskop mulai tanggal 1 Februari 2023.

Sutradara : Oliver Park Penulis Skenario : Hank Hoffman, Jonathan Yunger Pemeran : Nick Blood, Emily Wiseman, Allan Corduner, Paul Kaye, Daniel Ben Zenou, Sofia Weldon, Anton Trendafilov

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights