Skip to content

The Uncle (2018) – movie review

Rating: 3 out of 5.

Minggu ini saya akan khusus menonton dan mereview film horror, thriller korea karena setelah beberapa kali menonton ternyata banyak film bagus terutama yang bergenre crime, mystery dan thriller. Saya mendapat rekomendasi juga film2 bagus yang sudah terlewatkan. Setelah Nailed, ini film kedua yang sudah saya tonton minggu ini.

Sinopsis

Film ini menceritakan tentang Ip-sae, seorang perempuan muda berusia 19 tahun yang mengalami cedera psikologis akibat trauma di masa kecil sehingga ia tidak bisa menggerakkan badannya mulai dari pinggang ke bawah. Kematian orang tuanya terutama ibunya masih menyisakan tanda tanya. Ip-sae kemudian ditanggung oleh salah seorang pamannya yang mengunjunginya sesekali sedangkan sehari2nya ia dirawat oleh seorang pekerja sosial bernama Ja-yeong, yang ternyata tak seramah penampilannya. Ip-sae sering diperlakukan kasar bahkan tidak diberi makan. Tidak jarang juga anak-anak lelaki didekat rumahnya, meneriaki dan mengatai Ip-sae dengan sebutan yang tidak pantas, mereka bahkan sering masuk ke kamar Ip-sae melalui jendela. Hal ini terjadi terus-menerus hingga suatu hari seorang laki-laki yang ternyata adalah paman dari Ip-sae tiba2 datang. Ia tidak bisa berbicara dan baru dibebaskan dari hukuman atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan. Dengan caranya yang unik ia justru mengurus dan merawat Ip-sae dengan baik sehingga perlahan2 ia memiliki kemauan untuk pulih. Tetapi keadaan seketika berubah drastis saat polisi setempat datang dan menceritakan apa yang terjadi dulu antara paman dan ibunya Ip-sae. Kejadian yang sebenarnya perlahan2 terungkap dan rentetan pembalasan dendam pun tidak terhindarkan.

Review Storyline & Karakter

Cerita dengan twist yang menarik. Kita seakan dibawa melalui emosi yang naik turun secara drastis. Kondisi Ipse yang lemah tidak henti2nya dimanfaatkan oleh orang2 disekitarnya. Orang2 yang seharusnya bisa dipercaya ternyata justru menjadi orang yang “menakutkan” dan orang yang tampaknya menakutkan justru menjadi orang yang bisa dipercaya. Walaupun bagian pertengahan hingga akhir film cenderung sadis tetapi kita dibuat untuk percaya bahwa itu semua pantas dan layak mereka terima setelah semua perbuatan yang mereka lakukan kepada Ip-sae, terutama setelah ditunjukkan sedikit flashback apa yang sebenarnya terjadi kepada ibunya di masa lalu. Karena terkadang tanpa sadar manusia sendirilah yang menciptakan monster di dalam diri orang lain. Narasi di awal dan akhir film yang berupa doa yang diucapkan Ipse pun seperti kesimpulan dari keseluruhan film.

Kau tahu, aku bukan monster. Walau aku monster, jangan marah atau menghinaku. Bukankah lebih indah untuk berjuang dan berdiri daripada berbaring diam dengan mata tertutup?

– ip-sae

Film yang sangat menarik dan berani meskipun banyak disturbing material sehingga yang ingin menonton pun harus bisa menyaring seksama apa yang disajikan dalam film ini. Dalam realita orang2 yang dibully karena dianggap lemah lebih sering diam karena tidak mampu melawan atau bahkan tidak merasa perlu untuk melawan tapi ada saatnya kita perlu “menyuarakan” bahwa tidak ada satu manusiapun yang pantas untuk dibully. Dan lebih susah justru untuk menyadarkan mereka yang membully daripada untuk membangkitkan semangat mereka2 yang merasa lemah dan patah asa.

Sutradara : Hyoung-jin Kim Penulis Skenario : Hyoung-jin Kim Pemeran Utama : Jung Ye-jin, Kang Shin-hyo, Kang Shin-chul, No Ji-yoo, Ko Kyu-pil

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights