Skip to content

Waktu Maghrib (2023) – movie review

Rating: 2.5 out of 5.

Judul film ini pastinya sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Nasihat dan larangan di masa kecil yang masih sangat erat dipegang bahkan hingga saat ini. Sayangnya menurut saya film ini belum berhasil mengemas mitos tersebut menjadi sebuah film yang berkesan.

Film dibuka dengan sebuah kejadian menyeramkan yang dialami oleh tiga anak-anak di desa Jatijajar yang masih bermain di hutan ketika lewat maghrib. Lalu adegan berpindah 30 tahun kemudian dengan Adi dan Saman yang selalu terlambat masuk sekolah hingga sering dimarahi Ibu guru Woro. Suatu malam tiba-tiba terjadi musibah pada Ibu Woro dan Saman mulai melihat hal-hal yang mengerikan setelahnya.

Jujur film ini nampaknya hanya mengedepankan jumpscare. Dari awal film, cerita hanya mengedepankan adegan-adegan seram tanpa ada latar belakang cerita yang jelas. Karakter-karakter yang muncul selain Adi, Saman dan Ayu juga seakan kurang kuat, terutama Ibu Woro dan juga Ibu Ningsih.

Penampakan-penampakan sosoknya memang menyeramkan tetapi ya hanya sebatas itu, tanpa latar belakang cerita yang jelas, solusi yang seakan muncul tiba-tiba dan endingnya pun terasa tidak mengejutkan. Sebagian besar film hanya memperlihatkan pembunuhan demi pembunuhan yang disebabkan oleh anak-anak yang keluar di waktu maghrib dan mewujudkan kebenciannya.

Secara visual, make up karakter horror, pengambilan gambar dan sinematografinya sudah bagus tetapi lagi-lagi jalan ceritanya yang terasa kosong. Pada saat menonton nuansa horrornya memang terasa tetapi hanya sebatas itu, saya tidak bisa mengambil pesan tertentu selain tentang waktu maghrib yang sebelum menonton pun kita sudah bisa tebak. Dan setelah menonton film inipun tidak mempertegas bahwa larangan tersebut memang harus dipertahankan. Menurut saya film ini tidak membawa kesan dan pesan yang membekas, hanya sebuah rollercoaster jumpscare.

Sutradara : Sidharta Tata Penulis Skenario : Agasyah Karim, Khalid Kashogi, Bayu Kurnia Prasetya, Sidharta Tata Pemeran : Nafiza Fatia Rani, Ali Fikry, Bima Sena, Aulia Sarah, Taskya Namya, Andri Mashadi, Muhammad Abe Baasyin, Sadana Agung Sulistya, Kevin Abani, Nasarius

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights