Blood merupakan film horror thriller yang sedang tayang di bioskop. Awalnya film ini membuat saya penasaran dengan posternya dan tanpa membaca sinopsisnya saya langsung memasukkan film ini ke dalam daftar tonton saya. Ternyata tema film ini diluar dari dugaan saya dan walaupun ada hal-hal supernatural tetapi ada refleksi yang nyata tentang hubungan seorang ibu dan anak.
Sinopsis. Film langsung dibuka dengan menyorot seorang ibu dengan dua anak yang sedang pindahan ke sebuah rumah terpencil. Jess, seorang ibu yang bekerja sebagai perawat, berpisah dengan suaminya lalu membawa kedua anaknya Owen dan Tyler, untuk tinggal di rumah milik keluarganya yang terpencil. Tidak lama setelah pindahan, anjing mereka, Pippin, selalu melihat ke arah yang sama di dalam hutan. Suatu malam ia berlari ke arah tersebut dan tidak kembali. Keesokan harinya tiba-tiba Pippin kembali tetapi matanya bersinar aneh, ia menyerang lalu menggigit Owen. Gigitan tersebut kemudian menyebabkan infeksi misterius pada Owen.
Sekilas film ini tampak tidak asing bagi penggemar film vampir tetapi banyak hal yang berbeda dan ceritanya pun terasa lebih nyata. Background dari cerita ini memang tidak dijelaskan secara detail, saya berharap ada cerita sedikit tentang awal mula tempat pohon yang dikelilingi lumpur hitam itu berdiri. Tetapi misteri tentang lokasi tersebut dan apa sebenarnya yang ada di lokasi tersebut tetap menjadi misteri hingga akhir.
Film ini lebih banyak menyorot tentang perubahan si anak yang setelah digigit menjadi haus darah dan bagaimana perjuangan si ibu untuk tetap membuat anaknya hidup meskipun ia sadar apa yang ia lakukan salah. Salah satu kelemahan saya dalam film ini adalah anak-anak dan binatang peliharaan. Adegan ketika Pippin menyerang Owen merupakan adegan horror yang membuat ngilu untuk saya.
Tidak berhenti sampai disitu, sebagai seorang ibu yang memiliki masa lalu yang kurang baik, Jess merasa kali ini ia harus melakukan segala cara untuk membuat Owen tetap hidup meskipun dengan cara yang salah. Ketika mereka mulai kehabisan kantong darah, well kalian mungkin bisa menebak apa yang dilakukannya.
Jess diperankan oleh salah satu aktris favorit saya, Michelle Monaghan. Ia menggambarkan karakter Jess dengan sangat baik dan membuat saya merefleksikan bagaimana kita sebagai orang tua sering melakukan apa pun demi membuat anak senang tanpa sadar bahwa kita sedang membentuk mereka menjadi pribadi yang tidak baik. Jess baru menyadari kesalahannya ketika Owen mulai menjadi sangat agresif dan menyerang kakaknya.
Meskipun digambarkan dengan hal supranatural tetapi saya merasa justru banyak cerita tentang keluarga dan parenting disini. Saya sedikit kesal dengan mantan suaminya, yang diperankan oleh Skeet Ulrich, yang selalu menyalahkan apapun yang terjadi pada Jess meskipun masa lalu Jess memang tidak memiliki citra baik. Lalu kedua anaknya, Owen dan Tyler yang diperankan dengan penampilan yang kuat oleh Finlay Wojtak-Hissong dan Skylar Morgan Jones, juga memberikan kesan tersendiri.
Tyler sebagai anak tertua dilimpahkan tugas untuk selalu menjaga adiknya dan sering disalahkan. Ia memegang beban yang berat dan ketika disalahkan tentunya merasa sakit hati, tetapi ia tidak berontak. Ia berusaha keras untuk tidak menambah beban bagi ibunya. Saya juga harus memuji penampilan Finlay Wojtak-Hissong sebagai Owen karena di awal ia memerankan seorang anak yang lucu dan sangat dilindungi, selalu meminta maaf setelah melakukan hal yang tidak disukai ibunya, tetapi di pertengahan ia berubah menjadi kejam dengan sorot matanya yang tajam dan menakutkan.
Saya menyukai apa yang digambarkan melalui film ini meskipun ada beberapa hal yang menurut saya mungkin bisa menjadi nilai lebih tetapi saya tetap menyukai khususnya pesan didalamnya yang relate dengan berita akhir-akhir ini.
Film Blood sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 3 Maret 2023.
Sutradara : Brad Anderson Penulis Skenario : Will Honley Pemeran : Michelle Monaghan, Skeet Ulrich, Finlay Wojtak-Hissong, Skylar Morgan Jones, June B. Wilde, Danika Frederick