Film yang direlease oleh Shudder dan ditulis oleh pemeran utamanya Brea Grant ini menceritakan tentang seorang penulis wanita yang mempercayai bahwa ia diikuti oleh seorang pria misterius yang selalu mendatangi rumahnya setiap malam.
May Ryer, melaporkan hal ini kepada polisi tetapi tidak mendapatkan hasil hingga akhirnya ia memutuskan untuk menangani hal tersebut sendiri. Setiap kali pria misterius tersebut datang, May berhasil melukainya tetapi anehnya dalam sekejap mata, pria tersebut menghilang.
Hal ini terus berulang setiap malam dengan pola yang serupa hingga May menyadari apa yang terjadi.
Review
Storyline film yang menurut saya diawali dengan cukup aneh ini merupakan sebuah metafora dan permainan pikiran. Plot cerita seperti ini mungkin tidak akan cocok untuk sebagian besar penonton, termasuk saya.
Saya menyukai film horror yang membuat saya memutar otak tetapi pengulangan adegan dimana seorang pria berusaha membunuh May yang memenuhi setengah isi cerita meskipun merupakan metafora tetapi terasa sedikit membosankan dan suasana tegang pun menjadi pudar.
Dari sudut pandang saya film ini berusaha menggambarkan trauma dari kekerasan yang dialami perempuan. May berusaha mencari bantuan tetapi kemanapun ia bercerita dan meminta bantuan, tidak ada satupun yang benar2 mendengarkan bahkan May seakan dianggap berlebihan.
May belum memahami apa yang sedang terjadi bahkan ketika si suami Ted, asistennya Edie, saudara iparnya Sarah, hingga editornya berusaha menjelaskan apa yang terjadi tetapi May tetap tidak mengerti atau tidak berusaha untuk mengerti dan selalu menyangkal. Semua pecahan dan kaca retak yang ia temukan di sekelilingnya merupakan gambaran akan penyangkalan dirinya yang mulai retak.
Polisi bahkan pekerja sosial selalu menekankan dan meyakinkan May apakah ia mengalami kekerasan tetapi May berulang kali pula menjelaskan bahwa suaminya tidak berbahaya tetapi pria misterius yang setiap malam mendatangi rumahnya dan mencoba membunuhnyalah yang berbahaya. Penyangkalan.
Ironisnya May adalah seorang penulis buku inspiratif yang memberikan motivasi untuk para perempuan tetapi menjelang akhir film ia sendiri mengakui bahwa ia hanya menolong mereka yang ia kenal dan tidak akan mampu untuk menolong semua perempuan yang mengalami hal yang sama sedangkan ia sendiri belum berhasil mengatasi dan menyelesaikan masalahnya.
May didorong hingga ujung batas kemampuannya dan pada akhirnya harus mengambil tindakan sendiri untuk bertahan hidup dan mendapatkan kembali kendali atas hidupnya.
Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah yang tidak kunjung berakhir, yang terlihat tidak masuk akal bahkan menjengkelkan. Kekerasan yang bahkan dilakukan oleh orang2 terdekat hingga penyangkalan dilakukan untuk melindungi diri dari rasa sakit yang selalu menyerang.
Hal yang masih kerap terjadi, banyak yang menutup mata, banyak yang menghakimi, dan tidak sedikit pula yang tidak peduli bahkan meremehkan walaupun terlihat jelas di depan mata hingga jalan keluar satu2nya untuk korban adalah membuat dunianya sendiri.
Perempuan bukanlah korban, itu bukan hal yang normal. Film Lucky ini berusaha menjelaskan dan menggarisbawahi hal tersebut. Tidak ada yang bisa membantumu jika kamu tidak membantu dirimu sendiri.
Saya memahami maksud dan tujuan yang ingin disampaikan film ini tetapi sayangnya plot seperti ini mungkin tidak akan berhasil untuk semua penonton.
Sutradara : Natasha Kermani Penulis Skenario : Brea Grant Pemeran Utama : Brea Grant, Dhruv Uday Singh, Yasmine Al-Bustami, Kausar Mohammed, Hunter C Smith