Film yang di Netflix berjudul Borderless Fog ini berlatar di Pulau Borneo dimana diberikan penjelasan singkat di pembukaan bahwa salah satu pemimpin pemberontakan PARAKU, bernama Ambong, berhasil kabur dan diduga masih berada di dalam hutan dalam wujud siluman dan hingga kini wilayah tersebut masih dihantui oleh berbagai peristiwa kekerasan yang tidak berkesudahan.
Sinopsis. Ipda Sanja Arunika ditugaskan untuk menyelidiki sebuah kasus dimana ditemukan mayat seorang pria. Anehnya mayat tersebut merupakan dua orang yang berbeda, bagian kepalanya merupakan sersan satu Thoriq sedangkan badannya diduga adalah milik seorang aktivis Dayak bernama Juwing yang menghilang satu setengah bulan sebelumnya.
Sementara kasus tersebut masih berjalan, pembunuhan-pembunuhan lainnya bermunculan.
Review. Menurut saya Putri Marino memberikan penampilan yang kuat sebagai Sanja. Kesan yang diberikan dengan rambut pendek dan memakai kacamata berlensa pink membuat karakternya sangat menonjol.
Tidak lupa juga dengan penampilan Lukman Sardi dan Yoga Pratama yang sebenarnya juga sama kuatnya tetapi karakter yang diberikan menurut saya sedikit kurang membuat greget, walaupun dari bahasa tubuh serta dialog yang diberikan saya mampu membuat kesimpulan yang benar tentang mereka.
Selain itu cerita misterinya masih terasa kurang dibandingkan dengan porsi cerita dramanya. Padahal banyak isu yang dimasukkan, salah satunya adalah perdagangan anak-anak, tetapi isu-isu tersebut rasanya hanya muncul di permukaan saja. Bahkan cerita rakyat yang mengarah ke supranatural pun agak kurang terasa, padahal ini justru merupakan kombinasi yang menarik.
Dan sekali lagi, make up prostetik dan efek visual terutama adegan ketika Thomas dan Panca berkelahi didalam mobil, menurut saya masih menjadi kekurangan di film-film Indonesia.
Hal bagusnya adalah pengambilan gambarnya, landscapenya, cara untuk memadukan antara TKP dengan menonjolkan adat tradisi suku Dayak, harus saya berikan nilai tambah.
Kemunculan Nicholas Saputra pun tidak bisa dipungkiri memberikan kesan yang kuat walaupun mungkin tidak berdampak banyak terhadap cerita dan kemunculannya cukup singkat.
Secara keseluruhan, saya salut dengan genre yang diambil walaupun belum memenuhi ekspektasi saya tetapi banyak hal yang membuat saya excited dan berharap akan muncul film-film serupa yang jauh lebih baik.
Sutradara : Edwin Penulis : Edwin, Idan Ismail Pemeran : Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, Iedil Dzuhrie Alaudin, Kiki Narendra, Siti Fauziah, Sita Nursanti, Nicholas Saputra