Series The 8 Show ini merupakan series bergenre dark comedy mystery thriller. Saya sempat mengira series ini akan serupa dengan Squid Game tetapi ternyata tidak. Walaupun secara tema dasar terkait dengan hadiah uang tetapi secara konsep keseluruhan sangat berbeda.
Series ini bukan tentang menyelesaikan permainan tetapi tentang bagaimana bertahan hidup. Yang jelas ide ceritanya sangat menggelitik.
Sinopsis. Delapan orang yang tidak saling mengenal diundang untuk mengikuti pertunjukan. Mereka memiliki satu kesamaan yaitu berada pada titik terendah dalam hidup. Bahkan diawal, karakter utama terlilit hutang yang sangat besar hingga ia memikirkan untuk lompat dari jembatan. Tetapi tepat saat ia hendak melompat, handphonenya berbunyi. Sebuah pesan yang mengatakan bahwa ia bersedia membayar waktu yang akan ia buang.
Ia dijemput dengan sebuah limosine berwarna putih ke arena permainan diadakan. Setelah memilih salah satu nomor yang ternyata menjadi nomor kamar mereka dan juga menentukan berapa penghasilan mereka, permainan pun langsung dimulai.
Mereka diberikan makanan dan minuman secara gratis tetapi semuanya harus melewati lantai paling atas dahulu yaitu lantai 8. Sementara barang-barang lain bisa dibeli melalui interkom, dengan harga khusus. Mereka juga bisa melakukan pembelian melalui interkom yang ada di ruang utama, yang dibayar dengan potongan waktu. Apa yang mereka beli di kamar harus tetap berada di kamar, sedangkan barang untuk dipakai di luar harus dibeli di ruang utama.
Di awal semua masih berjalan dengan aman tetapi sering berjalannya waktu, mereka mulai memahami apa yang dibutuhkan untuk memperpanjang waktu sekaligus menambah uang, dan mereka harus bertahan hidup sekuat tenaga untuk itu. Semakin lama mereka bertahan, semakin besar uang yang mereka dapat.
Review. Jujur di episode pertama saya sudah sangat excited dengan series ini. Idenya sangat menarik, bahkan memasukkan pola Fibonacci dalam menentukan penghasilan yang diterima di setiap lantai. Jumlah jendela di tiap kamar pun mengikuti lantai yang ditempati. Sekilas series ini juga mengingatkan saya dengan The Platform dari cara mendistribusikan makanannya.
Satu hal detail lain yang saya perhatikan tetapi tidak bisa saya jelaskan adalah pakaian yang dipakai lantai satu berbeda sendiri. Kalau diperhatikan ada dasi kupu warna hitam pada bajunya.
Yang paling menarik adalah delapan karakter yang menjadi kontestan dalam The 8 Show ini. Orang pertama yang mengambil kartu adalah wanita di lantai 4 yang kemudian kita ketahui bekerja sebagai pengarah parkir di mall.
Kontestan berikutnya adalah wanita yang menempati lantai 8. Ia adalah mantan artis yang karirnya sudah menurun dan melakukan segala cara untuk membuat karirnya kembali naik. Karakter ini mungkin yang paling sering membuat penonton kesal dan emosi.
Orang ketiga yang mengambil kartu adalah pria di lantai 7 yang karirnya sebagai sutradara juga sedang menurun. Ia adalah yang paling teliti dan paling pemikir diantara para kontestan.
Wanita di lantai 5 adalah yang paling keibuan. Ia sebenarnya adalah orang yang berkecukupan tetapi karena tertipu oleh seorang pria, ia menggadaikan akte rumah dan suaminya menuntutnya, hingga tak ada yang tersisa.
Selanjutnya adalah pria di lantai 6. Ia adalah mantan pemain baseball tetapi diberhentikan karena terlibat judi, selain itu ia juga mudah emosi dan melakukan kekerasan.
Pria di lantai satu bekerja sebagai badut di sirkus. Anaknya memiliki penyakit langka tetapi karena tidak memiliki uang, ia tidak bisa melanjutkan pengobatan di rumah sakit dan harus dipulangkan.
Wanita di lantai 2 adalah orang terakhir yang mengambil kartu, jadi ia tidak memiliki pilihan lain. Ia mungkin yang paling tidak terlalu ambisius untuk mengejar uang, tetapi ia pun mudah tersulut emosi, terutama dengan pria di lantai 6.
Jin su mungkin karakter yang paling lucu dengan pemikiran-pemikirannya yang mungkin akan relate dengan penonton. Sementara pria di lantai 1 adalah karakter yang paling tak terduga dan sering memberi kejutan.
Bagian penutupnya menurut saya luar biasa. Series ini tidak membuat saya meneteskan air mata tetapi banyak hal yang menjadi renungan dan pemikiran buat saya. Walaupun saya sempat tidak menyukai level kesadisan yang kemudian berulang tetapi penonton diberikan kejutan di episode akhir. Di bagian akhir, saya ikut merasakan kebingungan, keputusasaan, kemarahan dan keinginan untuk mendapatkan lebih apalagi dengan latar belakang yang sudah dilalui masing-masing karakter.
Series ini memberikan banyak renungan terutama tentang apa yang terjadi ketika manusia diberikan kesempatan untuk memperbaiki hidup dengan mendapatkan uang lebih cepat. Ada yang beruntung tetapi karena ia seakan tidak mempertimbangkan segala sesuatunya dan cenderung bertindak sesukanya, pada akhirnya keberuntungannya habis dan sebesar apapun uang yang didapat menjadi sia-sia.
Ketika berada di titik terbawah pun kadang membuat manusia menjadi serakah , bukan hanya yang dibutuhkan yang ingin didapat tetapi lebih dari yang dibutuhkan hingga akhirnya justru kehilangan semuanya.
Meskipun digambarkan dalam sebuah gedung tertutup tetapi apa yang digambarkan dalam series ini menurut saya merupakan gambaran dari kehidupan nyata. Kesenjangan sosial dan pengaruhnya masih sangat nyata membedakan manusia, dan ini digambarkan melalui delapan kontestan tersebut.
Saya suka dengan adanya scene yang disajikan dengan gaya klasik begitu pula dengan musiknya. Terutama di bagian akhir ketika lantai 1 beraksi, sangat dramatis.
Series ini tidak menunjukkan siapa yang berada dibalik layar, siapa yang membuat pertunjukan tersebut maupun siapa yang menonton acara tersebut. Mungkin memang bukan itu tujuan utamanya, tetapi saya penasaran.
The 8 Show series sudah bisa kalian tonton di Netflix mulai 17 Mei 2024.
Kreator : Han Jae-rim Penulis : Bae Jin Soo (webcomic) Pemeran : Ryu Jun-yeol, Park Jeong-min, Lee Zoo-young, Chun Woo-hee, Park Hae-joon, Bae Seong-woo, Lee Yul-eum, Moon Jeong-hee