Skip to content

Shirley (2020) – movie review

Rating: 3 out of 5.

Film ini adalah sebuah film biografi thriller mengenai seorang penulis cerita horror, Shirley Jackson. Saya sendiri mengetahui karyanya yang cukup unik dalam genre horror melalui salah satu filmnya, We Have Always Lived in the Castle. Film yang berdurasi 127 menit ini meskipun sebuah biografi bergenre thriller tetapi banyak isu perempuan yang diangkat dalam film ini.

Sinopsis

Film diawali dengan Rose yang berada di dalam kereta api, membaca karya Shirley yang berjudul “The Lottery”. Suami Rose, Fred Nemser, diundang menjadi salah satu pengajar di Bennington College oleh Professor Stanley Hyman, suami dari Shirley Jackson, seorang penulis cerita horror terkenal. Stanley juga mengundang mereka untuk tinggal di rumahnya sampai mereka bisa menemukan tempat sendiri sekaligus meminta bantuan Rose untuk memasak dan membersihkan rumah karena Shirley sedang mengalami tekanan dan belum keluar rumah selama dua bulan.

Shirley yang awalnya keberatan karena tidak suka dengan adanya orang asing di rumahnya, perlahan-lahan mulai merasa nyaman, terutama dengan Rose, yang menginspirasinya untuk novel terbarunya tentang Paula, seorang mahasiswi yang menghilang di hutan. Kehidupan rumah tangga Shirley yang rumit, tuntutan pembuatan novel, ditambah dengan kehidupan sosialisasinya yang sangat minim, membuat Rose bertahan untuk berada disisi Shirley dan membantunya melewati masa2 sulit itu, terutama ketika Shirley berkeras untuk pergi ke pesta yang diadakan di rumah Dekan.

Tidak lama setelah Rose melahirkan, tiba2 Stanley memutuskan bahwa sudah saatnya untuk Rose dan Fred keluar dari rumah itu dan berdiri sendiri. Rose menolak untuk keluar dan menulis nama Paula di sebuah buku yang dipinjamnya yang ada di daftar silabus Stanley, menunjukkannya kepada Shirley dan secara implisit menuduh Stanley adalah pria yang sedang dekat dengan Paula, sebelum ia menghilang. Shirley memakan kertas tersebut dan mengatakan bahwa ia mengetahui dengan siapa suaminya berselingkuh sambil mengungkit balik mengenai Fred.

Rose yang mengetahui kenyataan pahit tentang suaminya lalu pergi menuju sebuah tebing dibalik hutan, tempat yang sama dimana Paula menghilang.

Review

Perjalanan karir Shirley sebagai penulis cerita horror perempuan di masa itu masih dianggap aneh. Bukan hanya mengenai genrenya tetapi sebagai penulis perempuan di masa itu pun, ia masih berada di bawah penulis pria, bahkan saat karya2nya mulai dikenal, ia hanya dibayar setengah dari penulis pria pada umumnya.

Banyak unsur “perempuan” yang diangkat dalam film ini. Dalam kehidupan rumah tangganya, Shirley mengetahui adanya perempuan lain dalam kehidupan Stanley, dan menurut sebuah sumber, dari awal pernikahan mereka memang Stanley sudah mengatakan bahwa ia tidak percaya dengan monogami dan ia menceritakan semuanya kepada Shirley. Anehnya hubungan mereka masih berjalan seperti biasa walaupun ada saatnya dimana Shirley lepas kendali, terutama ketika berhadapan dengan Caroline, perempuan yang menjadi selingkuhan suaminya.

“Lalu seorang pria sukses, cerdas, dan percaya diri memperhatikanmu, dan kau tak pernah benar2 jatuh cinta. Apa kau akan pergi?”

“Ada banyak gadis seperti ini berkeliaran di kampus di seluruh negeri. Gadis2 kesepian yang tak bisa membuat dunia melihatnya.”

Shirley

Kalimat2 ini sedikit banyak terkesan menggambarkan juga tentang dirinya sendiri, bukan hanya sosok Paula ataupun Rose. Ada sedikit kesamaan tentang dirinya dan karakter yang ingin ia bawakan dalam novel tersebut, dan ini tersirat dalam kalimat2 yang ia ucapkan. Bagaimanapun ia berdiri di antara fiksi dan realita dalam menulis novelnya.

“Mari berdoa ini anak laki2. Dunia terlalu kejam untuk perempuan”.

Ini juga merupakan kalimat yang menunjukkan simpatinya terhadap kehidupan perempuan termasuk dirinya, dan mewakili semua perempuan2 yang teraniaya oleh dunia yang didominasi oleh laki2 dan dituntut untuk patuh tanpa syarat.

Shirley merupakan penulis yang jenius, digambarkan sebagai sosok wanita yang berusaha kuat meskipun semua orang berpendapat buruk tentangnya terutama karena genre yang ia ambil. Dibalik kata2 dan sindiran pahitnya, ia sebenarnya memiliki jiwa yang rapuh dan berusaha memproteksi dirinya dengan tetap terlihat kuat. Ini mungkin yang menyebabkan dalam film ini sosoknya terlihat tidak stabil. Berada diantara fiksi dan realita, rumah tangganya yang rumit, dan sebuah tuntutan untuk menghasilkan karya lain yang sama besarnya untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dan di penghujung hari setelah karyanya selesai, semua seakan kembali menjadi normal.

Sutradara : Josephine Decker Penulis Skenario : Sarah Gubbins, Susan Scarf Merrell (novel) Pemeran Utama : Elisabeth Moss, Odessa Young, Michael Stuhlbarg, Logan Lerman

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights