Skip to content

The Ugly Stepsister (2025) – movie review

Rating: 3 out of 5.

Pernah membayangkan bagaimana jadinya kalau dongeng Cinderella tidak berakhir bahagia… untuk semua orang?

Film The Ugly Stepsister mengajak kita menyelami sisi gelap dari cerita yang sudah terlalu lama kita telan mentah-mentah. Ini bukan kisah si putri baik hati yang menemukan sepatu kaca—ini adalah kisah mereka yang tersisa, yang dibuang dari panggung cerita, dan akhirnya kembali untuk menuntut tempatnya.

Salah satu saudari tiri Cinderella—yang dulu hanya disebut “jelek dan jahat”—akhirnya mendapat suaranya sendiri. Tapi jangan berharap empati. Yang datang bukan penyesalan, tapi dendam.

Dalam atmosfer rumah besar yang sepi, kamar dengan cermin tua, dan gaun pesta yang tergantung berdebu, film ini perlahan mengungkap trauma yang dikubur dalam-dalam. Dulu dia ditertawakan. Kini, dia menatap balik… dari balik cermin.

Disutradarai dengan gaya gothic-modern, The Ugly Stepsister terasa seperti kombinasi antara Crimson Peak, Black Swan, dan The Others. Visualnya memanjakan mata dengan tone warna dingin dan permainan bayangan, tapi tetap menegangkan dengan kehadiran yang tak pernah benar-benar terlihat.

Sound designnya pun bekerja maksimal—denting kaca, napas pelan, hingga bisikan samar yang bikin merinding di tengah malam.

Cermin menjadi simbol utama dalam film ini—bukan hanya sebagai objek mistis, tapi juga sebagai metafora tentang bagaimana dunia melihat perempuan: harus cantik, harus baik, harus sempurna.

Dan ketika seseorang terlalu lama dipaksa menjadi “jelek”… kadang, mereka berubah menjadi sesuatu yang lebih gelap dari sekadar kata.

Tema yang menyangkut tentang standar kecantikan memang meresahkan. Film ini mengambil fairytale dan sudut pandang yang tepat. Horrornya pun spot on, beberapa adegan membuat saya tidak sanggup untuk melihatnya.

Lea Myren memerankan Elvira, sang step sister, dengan penampilan yang menurut saya luar biasa. Saya nyaris tidak bisa mengalihkan perhatian, dari awal ia tampil dengan memperlihatkan apa yang dianggap sebagai kekurangannya, hingga ia berubah cantik dengan proses yang luar biasa menakutkan, dan tentunya hingga ke bagian akhir.

Saya nyaris tak memperhatikan Cinderella kali ini.

Meskipun genre horror dengan adegan-adegan body horror yang sangat menyeramkan tetapi buat saya tamparan tentang apa yang ingin disampaikan sangat terasa, bahkan hingga filmnya selesai.

Kalau kamu suka horor yang tidak mengandalkan jump scare murahan, tapi membangun teror lewat atmosfer, emosi, dan luka psikologis—The Ugly Stepsister wajib masuk watchlist kamu.

Dan ya, akhir film ini akan membuat kamu berpikir ulang tentang si step sister.

Sutradara : Emilie Blichfeldt Penulis : Emilie Blichfeldt Pemeran : Lea Myren, Thea Sofie Loch Næss, Ane Dahl Torp, Flo Fagerli, Isac Calmroth

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
%d bloggers like this:
Verified by MonsterInsights